Tak Sebaik 2009, MU Tetaplah MU

Manchester United saat ini memiliki kualitas yang tidak sebagus tim di tahun 2009. Itu sebabnya The Red Devils diprediksi tidak bisa membalas Barcelona di final Liga Champions.

MU bertemu Barcelona di laga puncak Liga Champions musim 2010/2011. Ini merupakan ulangan dari final musim 2008/2009. Ketika itu Azulgrana mengatasi The Red Devils 2-0.

Statistik menunjukkan, tim yang kalah di final sebelumnya berhasil membalas dendam di kesempatan kedua. Namun begitu MU diprediksi tidak bisa revans atas kegagalan dua tahun silam.

"MU saat ini berbeda dengan tim yang bermain di Roma tahun 2009, karena tim saat ini sedikit kurang dalam kualitas di beberapa posisi. MU tengah berada di masa transisi dan tidak sekuat dulu," kata Steve Archibald di situs resmi Barca.

Pria yang membela Barcelona tahun 1984-1987 itu mencontohkan bahwa kelemahan itu membuat "Setan Merah" di Liga Inggris kini posisinya dipepet Chelsea.

Archibald mengakui bahwa MU merupakan tim yang sarat pengalaman. "Namun mereka tak memiliki kualitas yang sepadan. Mereka kurang memiliki kedisiplinan untuk bisa menghentikan Barca," lanjut pria asal Skotlandia itu.

"Barca selalu menguasai possession dan mengontrol permainan. Itu hal terpenting. MU tidak akan bisa menekan Barca di tengah atau memenangi bola," ulas pria berusia 54 tahun itu.

Archibald berpendapat bahwa satu nama yang harus paling diwaspadai oleh Barca adalah Javier Hernandez. "Dia sangat berbahaya karena dia sangat pandai di kotak penalti. Sementara Scholes sudah tidak dalam levelnya. Sedangkan Ryan Giggs yang bermain di posisi berbeda di tengah, memang pandai. Namun kecepatan dan kekuatannya sudah menurun. Giggs berbahaya, namun dia tetaplah bukan Giggs beberapa musim lalu," lugas anggota timnas Skotlandia era 1980-an tersebut.

Namun begitu Archibald yakin bahwa Ferguson tak akan memerintahkan anak buahnya untuk tampil bertahan, seperti banyak yang dilakukan oleh kebanyakan lawan-lawan Barca. Archibald relatif mengenal seperti apa si arsitek MU tersebut karena dia pernah menjadi anak asuh Fergie saat masih di Aberdeen.

"Kekuatan MU adalah mereka bermain sebagai tim. Mereka selalu bermain menyerang, seperti halnya Barca. Jadi kita akan menyaksikan pertandingan yang benar-benar terbuka."

"Ferguson akan memerintahkan pemainnya untuk bermain dengan cara yang dianut MU sendiri. Bermain sepakbola dan menghibur penonton, terlebih lagi di laga besar sekelas final. Ferguson memang sudah mempelajari kegagalan di Roma, namun dia akan memenangi pertandingan ini dengan caranya sendiri," tuntasnya.

Foto: Para pemain Manchester United dan juga manajer Sir Alex Ferguson tertunduk lesu setelah mereka mendapatkan mendali sebagai runnner up Liga Champions 2008/2009 (AFP)


via detiksport

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

follow me and i will follow you